SALJU

Kamis, 10 Januari 2013

PENGARUH STRATEGI PENEMUAN TERBIMBING DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMEN) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI MINAT



PENGARUH STRATEGI PENEMUAN TERBIMBING DAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAM GAMES TOURNAMEN) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI MINAT

                             ( PADA SISWA KELAS VIII A DAN VIII B SMP N 3 SRAGEN )

PROPOSAL
Untuk memenuhi tugas akhir  semester mata kuliah
penelitian pendidikan matematika




 














Di susun oleh :
ZAINUDIN
A 410 090 013


JURUSAN  PENDIDIKAN  MATEMATIKA
FAKULTAS  KEGURUAN  DAN  ILMU  KEPENDIDIDKAN
UNIVERSITAS  MUHAMMADIYAH   SURAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Belajar merupakan usaha murid membimbing dirinya ke perubahan situasi maupun perubahan tingkat kemajuan dalam proses perkembangan intelek pada khususnya dan proses perkembangan jiwa, sikap, dan pribadi pada umumnya (Soejono, 1995 : 12).
Slameto (1991 : 84) menyatakan bahwa mengajar adalah mengusahakan terciptanya situasi yang memungkinkan berlangsungnya proses belajar. Dengan demikian, mengajar merupakan kegiatan terorganisasi yang bertujuan untuk membantu dan menggairahkan siswa belajar.
Proses belajar mengajar terdiri dari tiga komponen, yaitu pengajar (dosen, guru, instruktur, dan tutor), siswa (yang belajar) dan bahan ajar yang diberikan oleh pengajar. Peran pengajar sangat penting karena ia berfungsi sebagai komunikator, begitu pula peran siswa yang berfungsi sebagai komunikan. Bahan ajar yang diberikan pengajar, merupakan peran yang harus dipelajari oleh siswa dan seterusnya diadopsi sebagai bekal siswa setelah menyelesaikan studinya (Soekartawi, 1995 : 1)
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor yang datang dari luar diri siswa (Nana Sudjana, 2000 : 39).
Salah satu faktor eksternal yang mendukung prestasi belajar siswa adalah fasilitas belajar siswa, yakni kelengkapan alat sekolah, dan disertai cara guru mengajar. Cara guru mengajar dilakukan dengan menggunakan strategi belajar. Ada beberapa macam tentang cara guru mengajar, misalnya strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) dan strategi pembelajaran penemuan terbimbing.
Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT adalah proses pembelajaran menggunakan game untuk membuat siswa senang . Dalam metode ini, peran aktif siswa sangat diperlukan. TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tournamen/permainan, akademik, kuis-kuis, dan sistem skor kemajuan individu, diman para siswa berlomba sebagai wakil team mereka dengan anggota team lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
Strategi penemuan terbimbing hanyalah salah satu alternatif pilihan dari berbagai model pelajaran yang sedang dikembangkan saat ini. Inti dari model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri dan membuktikan hal yang sudah diketahui dengan cara mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, dan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa bila diperlukan.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka akan dilakukan penelitian dengan judul : ” Pengaruh Strategi Penemuan Terbimbing dan Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Ditinjau dari Minat Siswa Kelas VIII A dan VIII B Smp Negeri 3 Sragen ”.

B.       Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan di atas, menimbulkan berbagai masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut :
  • Hasil belajar matematika siswa cenderung rendah dibandingkan mata pelajaran yang lain.
  • Kemungkinan dengan adanya strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) maka menyebabkan perbedaan hasil belajar yang dicapai.

C.      Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam peelitian ini adalah :
  • Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B Smp Negeri 3 Sragen
  • Subjek Penelitian
Subjek penelitian dibatasi pada masalah-masalah berikut :
v  Strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) dibatasi pada aspek membaca, bertanya, menjawab, diskusi, mengerjakan tugas, maju ke depan, dan keaktifan siswa.
v  Materi yang diajarkan adalah matematika dengan pokok bahasan persamaan linier dua peubah.

D.      Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, sebagai berikut :
Bagaimanakah pengaruh strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari minat siswa kelas VIII A dan VIII B Smp Negeri 3 Sragen?

E.       Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : Pengaruh strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) terhadap prestasi belajar matematika siswa ditinjau dari minat siswa kelas VIII A dan VIII B Smp Negeri 3 Sragen.

F.       Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru untuk menggunakan strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT agar proses belajar mengajar lebih bervariasi dan berbeda dengan yang lain, sehingga siswa tidak jenuh dalam belajar, lebih semangat, serta dapat mendukung hasil belajar.




BAB II
LANDASAN TEORI

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada prestasi belajar matematika, minat siswa dalam belajar matematika, pengaruh strategi TGT (Team Games Tournamen), dan strategi penemuan terbimbing.
A.      Pembahasan Teori
1.         Hakekat prestasi belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam belajar, berdasar evaluasi yang dicapai setelah mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar merupakan suatu yang penting, karena memiliki beberapa fungsi, diantaranya sebagai pendorong peserta didik untuk peningkatan mutu pendidikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar matematuka ada 2, yaitu faktor internal (dari diri siswa) dan faktor eksternal (dari luar siswa).
a.         Faktor Internal (dari diri siswa)
o    Faktor jasmani     : merupakan faktor yang bersifat bawaan, keadaan tubuh manusia, fisik manusia (faktor fisik)
o    Faktor psikologi   : kecerdasan, minat, bakat, motivasi, emosi, dan penyesuaian diri. Minat dan bakat siswa merupakan faktor psikologi (faktor psikis)
b.        Faktor eksternal (dari luar siswa)
o    Faktor sosial, terdiri atas lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat.
o    Faktor budaya, terdiri atas adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kesenian.
o    Faktor lingkungan spiritual atau agama
o    Fasilitas belajar siswa


2.         Minat
Minat merupakan salah satu aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan. Minat juga dapat diartikan kecenderungan jiwa yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa aktifitas atau kegiatan, seseorang yang berminat terhadap sesuatu aktifitas dan memperhatikan itu secara konsisten dengan rasa senang.
Minat juga berkaitan dengan kepribadian. Jadi, pada minat terdapat unsur-unsur pengenalan (kognitif), emosi (efektif), dan kemampuan (konatif) untuk mencapai suatu objek yang menyangkut pribadi.
3.         Strategi Pembelajaran Kooperatif TGT (Team Games Tournamen)
o    Hakekat Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
TGT adalah proses pembelajaran menggunakan game untuk membuat siswa senang . Dalam metode ini, peran aktif siswa sangat diperlukan.
TGT merupakan salah satu metode pembelajaran kooperatif yang menggunakan tournamen/permainan, akademik, kuis-kuis, dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil team mereka dengan anggota team lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka.
o    Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Ø Sitem Persamaan Linier Dua Variabel
Diketahui persamaan x + y = 5 dan 2x – y =4.
Pada kedua persamaan itu, jika x diganti 3 dan y diganti 2, diperoleh :
x + y = 3 + 2 = 5 merupakan kalimat benar
2x – y = 2(3) – 2 = 4 merupakan kalimat benar
Ternyata pengganti x = 3 dan y = 2 memenuhi persamaan x + y = 5 maupun 2x – y = .
 Jadi kedua persamaan itu mempunyai penyelesaian yang sama, yaitu pasangan x = 3 dan y = 2. Dalam hal ini, x + y = 5 dan 2x – y =4 disebut sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV), karena memiliki penyelesaian yang sama.
Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dapat dinyatakan dengan dua cara berikut ini.
1.      x + y = 5 dan 2x – y = 4
2.        x + y = 5
 2x – y = 4
Ø Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Untuk menentukan penyelesaian atau akar dari sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dapat ditentukan dengan 3 cara, yaitu:
1.        Metode grafik,
2.        Metode substitusi,
3.        Metode eliminasi
1.        Metode Grafik
Untuk meyelesaikan sistem persamaan linier dengan metode grafik, buatlah grafik (berupa garis-garis lurus) dari persamaan-persamaan linier yang diketahui dalam satu diagram. Koordianat titik potong garis-garis tersebut merupakan himpunan penyelesaian sistem persamaan.
Contoh.
1)   Tentukan humpunan penyelesaian persamaan x + y = 6 dan 2x – y =0 dengan metode grafik !
Jawab:
Perhatikan persamaan  x  +  y = 6
Titik potong pada sumbu x maka y = 0, sehingga x + 0 = 6
                                                                            x = 6
Titik potong sumbu y maka x = 0, sehingga         0 + y = 6
                                                                            y = 6



atau menggunakan tabel :
x
0
6
y
6
0
(x,y)
(0,6)
(6,0)

Jadi, koordinat titik potong pada sumu x adalah (6,0)
Jadi, koordinat titik potong pada sumbu y adalah (0,6)
Perhatikan persamaan 2x – y = 0
Untuk x = 0 dan x = 1, maka:
x
0
1
y
0
2
(x,y)
(0,0)
(1,2)
Jadi, koordinat titik potong pada sumu x adalah (0,0)
Jadi, koordinat titik potong pada sumbu y adalah (1,2)











Ternyata, jika grafik dari x + y = 6 dan 2x – y = 0 digambar pada suatu bidang koordinat, grafiknya berupa dua garis yang berpotongan di satu titik seperti gambar di atas. Kedua garis di atas berpotongan di titik P(2,4). Karena hanya ada satu titik potong, maka SPLDV: x + y = 6 dan 2x – y = 0 hanya mempumyai satu penyelesaian, yaitu pasangan (2,4). Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,4)}
Catatan:
Apabila grafik sejajar, maka tidak terdapat titk potong, jadi himpunan penyelesaiannya adalah { }
2.        Metode Substitusi
Menentukan anggota himpunan dari sistem persamaan dua variabel dengan metode substitusi, dilakukan dengan cara mengganti salah satu peubah, dengan peubah lainnya, yaitu mengganti x dengan y, atau mengganti y dengan x.
Contoh.
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan  2 x +  y  = 3 dan  x – 3y = 5 dengan metode substitusi.
Jawab:
Pada persamaan 2x + 3y = 3, kita dapat menyatakan x dalam y atau y dalam x. Kita pilih bentuk y dalam x.
2x + y = 3                         y = 3 – 2x
Kemudian kita ganti nilai y pada persamaan x – 3y = 5 dengan 3 – 2x, diperoleh         :  x – 3(3 – 2x)                          =                        5
                                 x – 9 + 6x        =   5
                                 7x                    =   14
                                 x                      =   2
Terdapat nilai x = 2. Nilai y dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai x ke persamaan y = 3 – 2x, yaitu:
y = 3 – 2x
y = 3 – 2(2)
y = 3 – 4
y = - 1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,-1)}



3.        Metode Eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi, angka dari koefisisen variabel yang akan dihilangkan harus sama atau harus disamakan terlebih dahulu.
Contoh.
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan  
x + y = 8 dan x – y = 2 dengan metode eliminasi !
Jawab:
Cara 1 : Menghilangkan (mengeliminasi) y Karena koefisien y berlawanan tandanya, maka untuk menghilangkan y dilakukan dengan cara menjumlahkan.
                                 x + y       = 8                              
x – y       = 2       +
                                 2x           = 10                            
                                 x             = 5                              
Cara 2 : Menghilangkan (mengeliminasi) x
Karena koefisien x sama, maka untuk menghilangkan x dilakukan dengan cara mengurangi.
                                 x + y       = 8
x – y       = 2      
                                 2y           = 6
                                 y             = 3
Dengan demikian, diperoleh nilai x = 5 dan y = 3.
Jadi x = 5 dan y = 3 merupakan penyelesaian sistem persamaan x + y = 8 dan x – y = 2.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(5,3)}
4.         Strategi Penemuan Terbimbing
o    Hakekat Strategi Penemuan Terbimbing
Strategi penemuan terbimbing hanyalah salah satu alternatif pilihan dari berbagai model pelajaran yang sedang dikembangkan saat ini. Inti dari model pembelajaran ini adalah mencari dan menemukan sendiri dan membuktikan hal yang sudah diketahui dengan cara mengkonstruksi sendiri pengetahuannya, dan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa bila diperlukan.
o    Penerapan Strategi Penemuan Terbimbing Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Ø  Sitem Persamaan Linier Dua Variabel
Diketahui persamaan x + y = 5 dan 2x – y =4. Pada kedua persamaan itu, jika x diganti 3 dan y diganti 2, diperoleh :
x + y = 3 + 2 = 5 merupakan kalimat benar
2x – y = 2(3) – 2 = 4 merupakan kalimat benar
Ternyata pengganti x = 3 dan y = 2 memenuhi persamaan x + y = 5 maupun 2x – y = . Jadi kedua persamaan itu mempunyai penyelesaian yang sama, yaitu pasangan x = 3 dan y = 2. Dalam hal ini, x + y = 5 dan 2x – y =4 disebut sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV), karena memiliki penyelesaian yang sama.
Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dapat dinyatakan dengan dua cara berikut ini.
4.      x + y = 5 dan 2x – y =4
5.        x + y = 5
 2x – y = 4
Ø  Menyelesaikan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel (SPLDV)
Untuk menentukan penyelesaian atau akar dari sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) dapat ditentukan dengan 3 cara, yaitu:
¯  Metode grafik,
¯  Metode substitusi,
¯  Metode eliminasi
1.          Metode Grafik
Untuk meyelesaikan sistem persamaan linier dengan metode grafik, buatlah grafik (berupa garis-garis lurus) dari persamaan-persamaan linier yang diketahui dalam satu diagram. Koordianat titik potong garis-garis tersebut merupakan himpunan penyelesaian sistem persamaan.
Contoh.
Tentukan humpunan penyelesaian persamaan x + y = 6 dan 2x – y =0 dengan metode grafik !
Jawab:
Perhatikan persamaan x + y= 6
Titik potong pada sumbu  x maka y = 0, sehingga x + 0 = 6
                                                                                       x  = 6
Titik potong sumbu  y   maka x = 0, sehingga          0 + y = 6
                                                                                                                            y = 6
atau menggunakan tabel :
x
0
6
y
6
0
(x,y)
(0,6)
(6,0)

Jadi, koordinat titik potong pada sumu x adalah (6,0)
Jadi, koordinat titik potong pada sumbu y adalah (0,6)
Perhatikan persamaan 2x – y = 0
Untuk x = 0 dan x = 1, maka:
x
0
1
y
0
2
(x,y)
(0,0)
(1,2)
Jadi, koordinat titik potong pada sumu x adalah (0,0)
Jadi, koordinat titik potong pada sumbu y adalah (1,2)








Ternyata, jika grafik dari x + y = 6 dan 2x – y = 0 digambar pada suatu bidang koordinat, grafiknya berupa dua garis yang berpotongan di satu titik seperti gambar di atas. Kedua garis di atas berpotongan di titik P(2,4). Karena hanya ada satu titik potong, maka SPLDV: x + y = 6 dan 2x – y = 0 hanya mempumyai satu penyelesaian, yaitu pasangan (2,4). Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,4)}
Catatan:
Apabila grafik sejajar, maka tidak terdapat titk potong, jadi himpunan penyelesaiannya adalah { }
2.          Metode Substitusi
Menentukan anggota himpunan dari sistem persamaan dua variabel dengan metode substitusi, dilakukan dengan cara mengganti salah satu peubah, dengan peubah lainnya, yaitu mengganti x dengan y, atau mengganti y dengan x.
Contoh.
Tentukan himpunan penyelesaian persamaan 2x + y = 3 dan x – 3y = 5 dengan metode substitusi.
Jawab:
Pada persamaan 2x + 3y = 3, kita dapat menyatakan x dalam y atau y dalam x. Kita pilih bentuk y dalam x.
                        2x + y = 3              y = 3 – 2x
Kemudian kita ganti nilai y pada persamaan x – 3y = 5 dengan 3 – 2x, diperoleh:
                                                   x – 3(3 – 2x) =5
                                                   x – 9 + 6x = 5
                                                   7x = 14
                                                   x = 2


Terdapat nilai x = 2. Nilai y dapat dicari dengan mensubstitusikan nilai x ke persamaan y = 3 – 2x, yaitu:
y = 3 – 2x
y = 3 – 2(2)
y = 3 – 4
y = - 1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2,-1)}
3.          Metode Eliminasi
Metode eliminasi dilakukan dengan menghilangkan salah satu variabel. Pada metode eliminasi, angka dari koefisisen variabel yang akan dihilangkan harus sama atau harus disamakan terlebih dahulu.
Contoh.
Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan
x + y = 8 dan x – y = 2 dengan metode eliminasi !
Jawab:
Cara 1 : Menghilangkan (mengeliminasi) y
Karena koefisien y berlawanan tandanya, maka untuk menghilangkan y dilakukan dengan cara menjumlahkan.
                                    x + y    = 8                              
x – y     = 2       +
                                    2x         = 10                            
                                    x           = 5                              
Cara 2 : Menghilangkan (mengeliminasi) x
Karena koefisien x sama, maka untuk menghilangkan x dilakukan dengan cara mengurangi.
                                    x + y    = 8
x – y     = 2      
                                    y          = 6
                                    y          = 3
Dengan demikian, diperoleh nilai x = 5 dan y = 3.
Jadi x = 5 dan y = 3 merupakan penyelesaian sistem persamaan x + y = 8 dan x – y = 2.
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(5,3)}
B.     Kerangka Pemikiran
Prestasi belajar siswa sangatlah perlu ditingkatkan. Belajar merupakan salah satu usaha siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Selain itu, upaya guru dalam mengajar juga diperlukan dalm meningkatkan prestasi belajar siswa. Jadi, interaksi antar keduanya (proses belajar) menjadikan kemajuan siswa dalam proses perkembangan intelektual pada khususnya, dan proses perkembangan jiwa, sikap, dan pribadi pada umumnya. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh banyak faktor secara garis besar. Faktor-faktor itu dibagi menjadi dua, yaitu : faktor eksternal (dari luar siswa) dan faktor internal (dari dalam siswa). Yang termasuk faktor internal adalah faktor fisik dan psikis, sedangkan faktor dari luar adalah faktor sosial, budaya, dan spiritual.
Minat merupakan faktor internal (psikis) yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa, khususnya pada pelajaran matematika. Apabila seorang siswa menaruh perhatian terhadap prestasi belajar, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk mencapai prestasi belajar yang maximal.
Strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan proses pembelajaran yang menggunakan game untuk membuat siswa senang. Siswa akan belajar dengan senang dan pengetahuan siswa akan bertambah dengan permaian (tournamen) pada saat proses belajar. Apabila siswa merasa senang dan tidak bosan, maka proses belajar menjadi menarik, menyenangkan, betah dalam belajar, dan pengetahuan siswa akan bertambah.
Strategi yang baru-baru ini dikembangkan adalah strategi penemuan terbimbing. Dalam strategi ini, siswa akan lebih paham dan mengerti setelah mencari dan menemukan sendiri atau membuktikan hal yang sudah diketahui. Dalam strategi penemuan terbimbing, guru hanyalah sebagai fasilitator dan pembimbing jika diperlukan.
Dari uraian di atas, strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT dan strategi penemuan terbimbing akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, khususnya pelajaran matematika, yang ditinjau dari minat siswa.
C.    Hipotesis
Ada pengaruh strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT ( Team Games Tournamen) yang ditinjau dari minat siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII A dan VIII B SMP N 3 Sragen



























BAB III
METODE PENELITIAN

A.      Jenis dan desain penelitian
Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Penelitian yang diambil oleh penulis termasuk eksperimen.

B.     Tempat dan waktu penelitian
1.         Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP N 3 Sragen. Terletak di Kuwung sari, kabupaten Sragen. SMP ini berstatus negeri dan memiliki guru yang berjumlah 54. SMP ini juga memilki fasilitas lengkap, diantaranya 15 ruang kelas, 1 ruang laboratorium, 1 ruang lab komputer, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang BK, dan tempat parkir yang cukup luas.
2.         Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan bulan juni 2010 sampai bulan september 2010.

C.      Populasi, Sampel, dan Sampling penelitian
1.         Populasi
Populasi dlam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII B SMP N 3 Sragen, dimana masing-masing kelas terdiri dari 40 siswa.
2.         Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian siswa kelas VIII A dan VIII B SMP N 3 Sragen, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1 kelas.
3.         Sampling
Sampling dalam penelitian ini adalah kelas VIII A.

D.      Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan ada 2 macam, yaitu metode test dan angket.
1.         Metode test
Pengumpulan data berupa test yang diberikan kepada siswa. Data yang digunakan untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa dengan  strategi penemuan terbimbing.
2.         Metode angket
Metode angket digunakan untuk memperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa dengan strategi kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen).

E.       Definisi operasional variabel
1.         Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah strategi penemuan terbimbing dan strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen).
2.         Variabel terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah prestasi belajar matematika siswa.

F.       Instrumen Penelitian
1           Penyusunan Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini menggunakan angket strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) terhadap prestasi belajar matematika siswa yang berupa pertanyaan. Susunan angket :
a.         Menetapkan tujuan  
Untuk memperoleh data tentang strategi pembelajaran kooperatif tipe TGT (Team Games Tournamen) terhadap prestasi belajar matematika siswa
b.        Bentuk angket
Berupa pertanyaan
c.         Banyak item pertanyaan
d.        Penilaian / skor angket
2           Uji coba instrumen
Instrumen yang telah disusun dicobakan pada sampel, dimana populasi diambil. Jumlah anggota sampel digunakan terlebih dahulu harus dilakukan uji validitas  dan reabilitas.
a.         Uji Validitas angket
Untuk menguji validitas instrumen ini penulis menggunakan rumus korelasi yang dikemukakan oleh Karl pearson
r x y =
Dengan :
r xy      : koefisian korelasi antara variabel X dan Y
N         :  jumlah subjek
x          :  skor masing-masing item
y          :  skor total
Keputusan uji :
rxy  r kritik : item pernyataan tersebut valid
rxy < r kritik : item pernyataan tersebut tidak valid
(Suharsimi Arikunto, 2002 : 171)
b.        Uji Reabilitas Angket
Suatu instrumen reabilitas apabila hasil pengukuran tersebut dilakukan pada orang yang sama, pada waktu yang berlainan (tetapi mempunyai kondisi yang sama) pada waktu yang sama.
Untuk menguji reabilitas angket menggunakan rumus alpha yaitu :
r11 =
Dengan  :
r11      : reabilitas instrument
k        : banyak butir pertanyaan
   : jumlah variansi butir
     : varians total
                                            (Suharsimi Arikunto, 2002 : 193)

G.      Teknik Analisis Data
1           Uji prasyarat analisis
a.         Normalitas
Untuk mengetahui data normal atau tidak bisa digunakan uji statistik Jarque – Bera (JB).
Rumus :
JB = n  
(Gujarati, 2003 : 148)
Dengan
n          : jumlah observasi
k          :  Nol suatu data biasa dan jumlah koefisien pada saat meneliti residual dari suatu persamaan
s          :  Skewness
K         :  Kurtosis
Data disebut normal apabila nila JB lebih rendah atau sama dengan nilai kritis tabel Chi – Square dengan derajat bebas 2, = 1 % (=9,2). Tapi jika ternyata JB lebih besar dari  Chi – Square tabel maka berarti data tidak berdistribusi normal.
b.        Uji Linieritas
Sebelum mengunakan uji linieritas, terlebih dahulu dicari persamaan regregesinya. Dalam mencari regresi ini digunakan metode kuadrat kecil.
Persamaan regresinya adalah  y =  a + bx
Statistika uji :
F =   (sujana, 1996 : 332)
Keputusan uji :
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel dengan  = 0.05, dk =k, n -2
                                                                          (Sudjana ,2002 : 15-18)    
c.         uji independen
Uji independen digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antar variabel bebas.
Statistik Uji :
t =  (Sudjana, 1996 : 380)
Keputusan Uji :
Ho ditolak jika thitung > ttabel atau thitung < - ttabel dengan  = 0.05, dk = k, n -2
2           Uji Hipotesis
a.         Regresi Linier Sederhana
Persamaan regresinya adalah Y = a + bx
Statistik uji :
 Fhitung > Ftabel dengan  = 0.05, dk =k, n -2
b.        Regresi linier Ganda
Persamaan regresinya adalah Y = bo + b1 x1+ b2 x2
Ry12 =  
Statistik uji :
k          : banyaknya variabel bebas
n          : ukuran sampel
Keputusan uji :
Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel dengan  = 0.05, dk = n – k – 2
c.         Mencari Besarnya Sumbangan
1)        Koefisien determinan (R2)
 R2 digunakan untuk menunjukkan sampai berapa besar variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yang ada dalam model (Ghozali, 2001 : 42)
Rumus : R2 =   = 1 -
Dimana :
Ess    :  explained sum of square (jumlah kuadrat dari regresi)
Tss    :  total sum square (total jumlah kuadrat)
Rss    :  residual sum square (jumlah kuadrat kesalahan pengganggu)
2)        Sumbangan relatif tiap-tiap prediktor
a)    Prediktor X1
SR % X1 =
b)   Prediktor X2
SR % X2 =
3)        Sumbangan efektif tiap-tiap predictor
a)    Prediktor X1
SE % X1 = (SR X1) R2
b)   Prediktor X2
SE % X2 = (SR X1) R2
(Sutrisno Hadi, 2000 : 41 -46)
Keterangan :
SR % X1  : Sumbangan relatif variabel X1 terhadap kriterium Y
SR % X2 : Sumbangan relatif variabel X2 terhadap kriterium Y
SE % X1   : Sumbangan efektif variabel X1 terhadap kriterium Y
SE % X2   : Sumbangan efektif variabel X2 terhadap kriterium Y
b               : Koefisien prediktor

















DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta.

Asyono. 2005. Matematika 2a untuk SMP kelas 2. Jakarta: Bumi Aksara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineke Cipta.

Gujarati, DN., 2003. Basic Econometrics, Third Edition, Mc Graw Hill, New York.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hadi, Sutrisno. 2000. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Khulsum, Umi. 2005. Penggunaan Metode Penemuan terbimbing.
Universitas Negeri Malang.

Roestiyah. 2001. Stategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester.
Jakarta: Bumi Aksara.

Slavin. 2008. Pembelajaran Kooperatif  tipe TGT (Team Games Tournamen). Jakarta: Bumi Aksara.

Soejono. AG. 1995. Pendahuluan Praktik Metodik Umum. Bandung: Bina Karya.

Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektifitas Mengajar. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Sudjana, Nana. 2005. Penialaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Winkel, W.S. 2005. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar