SALJU

Kamis, 10 Januari 2013

REVIEW JURNAL INTERNASIONAL Effects of Mastery Learning Approach on Secondary School Students’ Physics Achievement



REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
Effects of Mastery Learning Approach on Secondary School
Students’ Physics Achievement
Pengampu: Prof. Dr. Sutama, M. pd


Di susun oleh:
 ZAINUDIN
A410090013

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2011





KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam yang tiada Tuhan selain Allah. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW. Salah satu nikmat-NYA yang tidak ternilai harganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan review jurnal internasional.
Dalam artikel ini membahas tentang bagaimana calon guru memahami peran bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar matematika pada pelajar bahasa Inggris. Selain itu juga memhami perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika selama perkembangan program persiapan guru dengan susunan metode matematika dan mengetahui apa hubungan antara keyakinan calon guru matematika dengan pengetahuan konten khusus untuk mengajar matematika di akhir program pers. Selain itu review ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Penelitian Pendidikan Matematika.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih untuk semua pembaca review ini. Untuk meningkatkan kualitas tulisan ini, masukan dan kritik membangun dari pembaca penulis nantikan.



Surakarta,4 April 2011


Penulis







DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
KATA PENGANTAR....................................................................................... ii
DAFTAR  ISI...................................................................................................... iii
BAB  I...... PENDAHULUAN ...................................................................... .... 1
A.      Latar Belakang ........................................................................... 1
B.       Rumusan  Masalah...................................................................... 3
C.       Tujuan.......................................................................................... 3
D.      Manfaat....................................................................................... 3
BAB  II..... RINGKASAN JURNAL  .......................................................... .... 6
BAB III  .. PEMBAHASAN ......................................................................... .... 11
A.      Bagaimana calon guru memahami peran bahasa dalam proses belajar mengajar matematika?................................................................................ 11
B.       Perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika selama perkembangan persiapan guru?................................................... 12
BAB IV ... KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN............................... 18
A.      Kesimpulan ................................................................................. 18
B.       Implikasi...................................................................................... 19
C.       Saran ........................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Masyarakat dan bangsa Indonesia perlu dipersiapkan memasuki milenium ketiga dengan tuntutan-tuntutan global. Pendidikan di Indonesia termasuk pendidikan tinggi, belum bermakna bagi peningkatan kualitas manusia Indonesia. Kehidupan moral, etos kerja, kemampuan dan keterampilan yang masih rendah perlu ditingkatkan. Kehidupan global menuntut penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan tinggi belum sepenuhnya dapat memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Pendidik  matematika secara universal menyerukan penekanan yang lebih besar. Matematika digunakan untuk memahami konteks pemecahan masalah yang diperlukan pada pergeseran paradigma substansial, perubahan dalam konstruksi yang berkaitan dengan pengajaran matematika bagi banyak guru. Perubahan keyakinan, sikap, dan pengetahuan dalam konteks ini perlu diidentifikasi, tepat ditekankan dalam tugas kuliah, dan secara rutin diukur sebagai hasil penting dari program persiapan guru dimasa depan.                                        
Pendidikan dalam rangka untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang baru, mengalami berbagai hambatan dan tantangan. Tantangan-tantangan tersebut ada yang berasal dari dalam (internal) antara lain sebagai warisan kebijakan-kebijakan pendidikan masa lalu. Tantangan internal tersebut antara lain, masalah kesatuan bangsa, demokratisasi pendidikan, desentralisasi manajemen pendidikan, kualitas pendidikan dan tatangan pendidikan global yang kompetitif dan inovatif.
Di dalam persaingan diperlukan kualitas individu yang dapat berkompetisi. Kemampuan berkompetisi tersebut dihasilkan oleh pendidikan yang kondusif dan efektif. Suatu sistem pendidikan dapat saja menghasilkan tenaga-tenaga pemikir yang berkembang tetapi apabila tidak inovatif maka kemampuan berpikirnya tidak akan mendapat makna di dalam kehidupan bersama. Sekarang ini sedang marak-maraknya sekolah di Indonesia yang memberlakukan system pendidikan bilingual di kelas. Tapi apa sebenarnya kelas bilingual itu dan bagaimana pelaksanaannya?
Pada era teknologi seperti sekarang ini siswa dituntut untuk bisa mandiri. Banyak siswa yang berprestasi sehingga sangat dibutuhkan calon –calon pendidik yang berkualitas dan berkompeten pada bidangnya. Salah satu wadah bagi siswa berprestasi yaitu dengan adanya RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada tiap aspeknya serta mampu mengembangkan budaya dan lingkungan sekolah yang mendukung ketercapaian Standar International.
Dalam sekolah tersebut dianjurkan supaya guru dalam proses belajar mengajar menggunakan bahasa inggris atau dua bahasa (inggris dan indonesia), sehingga guru harus mampu untuk berkomunikasi dalam bahasa inggris. Masih sedikit guru di Indonesia terutama pada mata pelajaran produktif yang mampu dan lancar berkomunikasi menggunakan bahasa inggris. Hal itu membutuhkan pengetahuan dan pembelajaran yang baru juga bagi guru/ calon guru.
Dalam rangka penelitian guru matematika mengenai pelajar bahasa Inggris dengan keyakinan, sikap, dan pengetahuan, lembaga-lembaga pendidikan tinggi harus membuat keputusan tentang apa kursus dan pengalaman lapangan untuk disertakan dalam program persiapan guru dan bagaimana menentukan efek dari pengalaman program konstruksi tersebut.
Perubahan ini sebagai jawaban atas mandat dari negara majelis untuk meningkatkan jumlah konten kursus matematika untuk guru dan menghasilkan salah satu konten kursus matematika tambahan untuk guru  dan pengurangan dalam metode pengajaran kursus matematika. Beberapa dokumen yang dirancang dan disahkan untuk calon guru yang dimulai secara longitudinal merupakan bagian upaya penelitian yang disebut Pengesahan Pendidikan Matematika Latin.      
Penelitian ini difokuskan pada persiapan calon guru dalam mengajar matematika dengan bahasa bilingual sehingga calon guru perlu mengkritisi literature menganai instruksi matematika pada pelajar bahasa Inggris lebih awal dan lebih menyeluruh melelui kursus persiapan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana calon guru memahami peran bahasa dalam proses belajar mengajar matematika pada pelajar bahasa Inggris. Mengetahui perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika dengan pengetahuan khusus pelajar bahasa Inggris untuk mengajar matematika.
B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka dapat didefinisikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana calon guru memahami peran bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar matematika?
2.      Perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika selama perkembangan persiapan guru?

C.    TUJUAN
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembuatan review ini, sebagai berikut:
1.      Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana calon guru memahami peran bahasa dalam proses belajar mengajar matematika.
2.      Untuk mengetahui perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika dengan pengetahuan khusus pelajar bahasa Inggris untuk mengajar matematika

D.    MANFAAT
Manfaat yang ingin di capai dari pembuatan review ini, sebagai berikut:
1.      Menghasilkan guru yang percaya diri yang mampu menyelesaikan masalah-masalah baik   secara akademik maupun non akademik dengan menggunakan bahasa bilingual.
2.      Mengintegrasikan pengetahuan dasar keterampilan menggunakan bahasa bilingual dalam proses pembelajaran.
BAB II
RINGKASAN JURNAL

Sedikit yang mengerti tentang konsepsi calon guru 'mengenai pendidikan matematika pada pelajar bahasa Inggris (ELLs). Penelitian ini menguji konsep calon guru tentang bahasa dan matematika ketika mereka menyelidiki pola pikir  anak kali dalam matematika untuk pembelajaran. Calon guru perlu kritis mengenai literatur untuk instruksi matematika ELLs lebih awal dan lebih menyeluruh melalui kursus persiapan guru.
Beberapa studi telah menyelidiki persiapan calon guru yang berkaitan dengan instruksi pelajar bahasa Inggris (Zeichner, 2005). Dalam matematika, tinjauan literatur sejak tahun 1990 menemukan bahwa meskipun banyak peneliti membahas topik mempersiapkan guru untuk bekerja dengan siswa beragam secara budaya, tidak ada fokus khusus pada masalah yang berkaitan dengan mempersiapkan calon guru untuk bekerja dengan ELLs (Janzen, 2008).
            Berkaitan dengan pengajaran dan pembelajaran matematika untuk ELLs, calon guru mungkin tidak cukup aman dalam keyakinan mereka untuk menantang norma yang ada tentang praktik wacana matematika. Bahasa Inggris sebagai program Bahasa Kedua (ESL) dan akuisisi bahasa kedua, ada keuntungan yang signifikan dalam pengetahuan calon. Calon guru bilingual memerlukan pengalaman dalam dua bahasa setelah sekolah matematika klub untuk memahami gagasan bahwa percakapan kefasihan tidak menunjukkan kelancaran akademik. Seseorang tidak akan selalu dapat berkomunikasi lancar dengan disiplin bahasa. Calon guru berfokus pada bagaimana mereka perlu pengalaman penggunaan anak-anak untuk mendorong pemahaman matematika dengan strategi pengajaran yang efektif untuk ELLs
            Penelitian ini dilakukan di satu bagian matematika untuk kursus mengajar di suatu universitas besar di barat daya Amerika Serikat. Para peserta dalam penelitian ini adalah empat mahasiswa yang baru  terdaftar di satu bagian dari Matematika untuk mengajar.  Kursus mengajar adalah salah satu dari dua program konten yang diperlukan untuk semua siswa dalam program pendidikan dasar dan biasanya diambil satu tahun sebelum kursus metode matematika.
Tujuan utama kursus ini untuk membantu calon guru mengembangkan dan memahami konseptual yang lebih fleksibel. Tiga set kegiatan berpikir anak-anak digunalkan sebagai konteks untuk memperolah konsepsi peserta. Konten Khas ditutupi berkisar dari angka (penomoran sistem, teori bilangan, pecahan, rasio dan proporsi, desimal, dan persen) untuk operasi pada bilangan bulat dan pecahan serta umum strategi pemecahan masalah.
Kegiatan ini didasarkan pada pelajaran yang melibatkan perkalian dan pembagian bilangan bulat dan perbandingan fraksi. Calon guru memakai strategi yang berbeda untuk anak yang diciptakan untuk memecahkan multi-digit perkalian dan pembagian. Hal ini bukan hanya masalah bahasa semata, instruktur kelas (yang tidak peneliti) memiliki siswa yang bertugas  mempertimbangkan masalah yang berkaitan dengan bahasa dan matematika dan untuk pelajar bahasa Ingris yang mengajar sepanjang pelaksanaan kegiatan.
Denngan menggunakan metodologi studi kasus ganda, berbagai data dikumpulkan untuk memahami bagaimana calon guru berpikir tentang peran bahasa dalam proses belajar mengajar matematika. Secara khusus, tiga jenis data kualitatif diperoleh: (a) individu dan kelompok kecil wawancara, (b) pengamatan langsung di kelas interaksi, dan (c) dokumen tertulis.
Setiap peserta berpartisipasi dalam lima luar kelas wawancara semi-terstruktur, tiga yang mengikuti format individu dan dua yang terjadi dalam kelompok pengaturan. Wawancara terjadi pada awal dan akhir dari semua kegiatan. Wawancara berdurasi sekitar 30-45 menit, wawancara individu atau wawancara kelompok, peserta diminta untuk mempertimbangkan penjelasan secara spesifik dan ide-ide mereka secara umum tentang praktek pengajaran yang efektif untuk mengajar matematika untuk pelajar bahasa Inggris.
Semua interaksi ini diamati dan direkam. Pekerjaan peserta ditulis dikumpulkan dan disalin pada akhir kegiatan diskusi. Data dikodekan dan dianalisa menggunakan elemen Teori Beralas (Corbin & Strauss, 1990). Data diperiksa dari orientasi kasus unik (Patton, 2001) di mana tujuannya adalah untuk menangkap dan menghormati keunikan setiap peserta. Dengan demikian, tema utama setiap kasus yang teridentifikasi. Kemudian semua tema dari keempat kasus dibandingkan dan dikontraskan.
Semua data yang sudah dicatat dan dikenai dua tingkat coding: pengkodean terbuka dan pengkodean kehandalan. Semua data setiap kasus dibaca beberapa kali dan setiap kejadian di mana peserta tercermin pada isu-isu bahasa dan / atau bekerja dengan pelajar bahasa Inggris diberi kode dengan tangan. Sepanjang proses ini, pertanyaan generatif dan komparatif (Corbin & Strauss, 1990) diminta data.
Konsepsi peserta tentang bahasa dan matematika yang terkait dengan instruksi dari pelajar bahasa Inggris  jatuh ke dalam tiga tema utama: (1) bahasa sebagai sarana untuk memahami pengetahuan matematika, (2) tantangan (atau ketiadaan) pelajar belajar bahasa matematika, dan (3) peran guru dalam mendukung pembangunan pelajar bahasa Inggris untuk 'bahasa matematis.
1.      Bahasa sebagai Sarana untuk Memahami Pengetahuan Matematika
Semua peserta terfokus pada kata-kata tertentu yang digunakan anak, atau dalam beberapa kasus, tidak menggunakan dalam penjelasan mereka. Cara-cara yang dugunakan untuk penjelasan bervariasi. Anak-anak tidak perlu menggunakan satu set kata-kata standar dalam penjelasan mereka untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang konsep matematika. Anak-anak dapat memahami konsep-konsep matematika tanpa menggunakan terminologi matematika tertentu. Bahasa matematika adalah penting. Namun, tidak perlu digunakan dalam setiap situasi, seringkali bahasa matematika terlalu ilmiah, (formal). Bahasa matematika tidak  mungkin digunakan dalam percakapan sehari-hari. Gagasan menggunakan bahasa sebagai alat untuk memahami pengetahuan matematika tidak unik.
2.      Tantangan (atau ketiadaan) pelajar belajar bahasa matematika
Bahasa  matematika adalah sarana yang dapat digunakan untuk berkomunikasi matematika. Kita dapat menggunakan semua bahasa untuk menghafal aturan dan terminologi matematika. Supaya dapat berkomunikasi matematika, seseorang perlu mengetahui cara membuat dan menggunakan koneksi antara terminologi dan struktur matematika. Dengan kefasihan, bahasa matematika jauh lebih kompleks daripada hanya menggunakan terminologi yang tepat.
Dalam penelitian ini, semua harus mahir dalam bahasa matematika, Meskipun bahasa Matematika cukup sulit bahkan harus menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua. Namun, pelajar bahasa Inggris akan memiliki waktu yang mudah memperoleh bahasa matematis. pemakaiannya atas frase 'terminologi benar' menggambarkan klaim bahwa dia menghargai satu set kata-kata matematika di atas yang lain.
3.       Peran Guru
Semua peserta membahas perlunya guru untuk merangsang perkembangan bahasa matematika pelajar bahasa Inggris. Pertama, semua perkataan yang digunakan harus dapat dipahami oleh anak. Karena anak-anak dipengaruhi oleh bahasa yang digunakan di dalam kelas, para peserta berpendapat, guru memerlukan model bahasa akademis dari anak-anak. Penggunaan bahasa matematika sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman konseptual siswa berada di pusat refleksi.
Guru harus memodelkan setiap kegiatan dalam bentuk yang lebih terfokus ke bahasa matematis. Menghindari penggunaan sinonim untuk meminimalkan kebingungan pelajar bahasa Inggris. Mendukung pengembangan pelajar bahasa Inggris dari bahasa matematika dengan memberikan kesempatan untuk berbagi pemikiran matematika anak. Kegiatan berpikir anak-anak tampaknya telah menciptakan ruang bagi peserta untuk mempertimbangkan isu-isu mengenai bahasa matematika dan pendidikan matematika pelajar bahasa Inggris.
Yang perlu  dipertimbangkan calon guru adalah bahwa penggunaan bahasa matematis tidak selalu berkorelasi dengan pengetahuan matematika. Sebagai Secada dan Carey (1990) berpendapat, orang bisa mengerti melalui penggunaan bahasa tanpa memiliki pemahaman matematika yang sesuai. Guru dapat menggunakan berbagai bentuk bahasa, termasuk bahasa sehari-hari mereka, sebagai alat untuk membantu mereka mengembangkan pemikiran matematika mereka (Barwell, 2005).
Bahasa Matematika mengambil berbagai bentuk termasuk simbolik, linguistik, dan bergambar (misalnya Schleppegrell, 2007); menggabungkan kata-kata sehari-hari dan teknis (misalnya Moschkovich 2002); dan melibatkan konektor logis seperti jika maka.(Anhalt misalnya, Fernandes, & Sipil 2007).
Dalam pelajar bahasa Inggris intinya adalah tabula rasa dalam hal belajar bahasa matematika dan tanpa mengakui kompleksitas yang terlibat dalam belajar bahasa. Pemodelan sebagai komponen penting dari praktek instruksional, terutama dalam hal untuk mendukung pelajar bahasa Inggris.
Temuan dari penelitian ini mendukung argumen bahwa mengintegrasikan isu mendidik ELLs ke dalam persiapan guru matematika, baik itu melalui kegiatan dan  atau pengalaman lapangan yang fokus pada bekerja dengan ELLs, adalah sebuah kebutuhan (Lucas, 2011). Namun, mencapai integrasi dari jenis kegiatan ke dalam persiapan guru matematika membutuhkan instruktur untuk secara kritis menyikapi masalah bahasa dalam kaitannya dengan instruksi matematika. Apakah pendidik guru saat ini memiliki pengetahuan, keterampilan dan komitmen untuk mengajarkan kesetaraan dan keragaman baik secara lokal atau global?
Tujuan dari studi semacam ini adalah dengan tidak hanya melihat bagaimana ide-ide calon guru berubah dari waktu ke waktu tetapi juga menangkap apa yang mungkin bisa menjelaskan perubahan tersebut. Temuan potensial dapat menginformasikan pendidik guru tentang pengalaman apa yang dapat diberikan untuk menantang konsepsi calon guru.

BAB III
PEMBAHASAN
Guru memainkan peran penting dalam transformasi budaya melalui sistem persekolahan, khususnya dalam menata interaksi peserta didik dengan sumber belajar untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan. Untuk itu diperlukan guru yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang memadai, mutu kepribadian yang mantap, serta menghayati profesinya sebagai guru yang berkompetensi.
Menurut Mohamad Surya (2004: 92), kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan oleh seseorang dalam kaitan dengan sesuatu tugas. Kompetensi guru adalah pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang harus ada pada seorang guru agar dapat menunjukan perilakunya sebagai guru. Kompetensi guru meliputi kompetensi personal, kompetensi professional, kompetensi sosial, kompetensi intelektual, dan kompetensi spiritual. Guru yang berkompetensi memerlukan pembelajaran.
Kompetensi yang diikuti dengan pembelajaran yang dipelajari siswa (calon guru) menghasilkan keyakinan. Keyakinan calon guru matematika SD selama perkembangan program persiapan guru sangat diperlukan.Keyakinan calon guru membantu dalam memahami hasil penting dari program persiapan guru.
            Guru mempunyai keyakinan membantu memahami pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang mempunyai berbagai kompetensi dalam rangka menunjang keberhasilan proses belajar-mengajar.” (Hanafiah, 1992: 21). Seorang guru harus mampu meningkatkan kompetensi yang ada pada dirinya. Selain itu, guru dituntut untuk mampu meningkatkan kualitas belajar para siswa dalam bentuk kegiatan yang sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif, pekerja yang produktif, dan anggota masyarakat yang baik.
A.    Bagaimana calon guru memahami peran bahasa Innggris dalam proses belajar mengajar matematika?
Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tertulis atau tanda yang didasarkan pada sistem simbol. Dalam era globalisasi, bahasa Inggris memegang peran penting dalam komunikasi internasional baik dalam bidang pembangunan, teknologi, ekonomi, pendidikan. Para ahli yang berkecimpung dalam dunia pendidikan merasa perlu memberikan pelajaran bahasa Inggris yang intensif dan berkesinambungan kepada anak didik di sekolah menengah bahkan sejak anak-anak duduk di bangku sekolah dasar. Pada tingkat sekolah menengah banyak yang menyelenggarakan sekolah bertaraf internasional yang mempersiapkan para siswanya agar pada masa mendatang mereka dapat bersaing dalam era globalisasi.
Sejak dilaksanakannya program pengajaran matematika di sekolah RSBI dengan pengantar bahasa Inggris, benyak persoalan yang muncul antara lain, belum tersedianya buku ajar dalam bahasa Inggris yang cocok dengan kebutuhan sekolah, belum adanya model pembelajaran matematika bilingual yang efektif, dan yang paling utama belum siapnya calon guru mengajar dengan pengantar bahasa Inggris. Peranan calon guru untuk mempersiapkan siswa agar kelak dapat bersaing secara global dalam dunia kerja sangat besar. 
Penguasaan konseptual bahasa Inggris, wajib menjadi prioritas dalam pembekalan calon guru matematika. Kompetensi ini menuntut guru memahami secara konseptual materi matematika yang dipelajari, agar mampu mengungkap esensi dari bahasa dan matematika pada pelajar bahasa Inggris. Keuntungan kompetitif ini akan dapat dimiliki oleh siswa jika guru mempunyai pengetahuan dan ketrampilan bahasa Inggris yang memadai baik untuk bahan pengajaran, mengajarkannya, dan melakukan evaluasi. Oleh sebab itu perlu diadakan penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan guru matematika dalam mengajar pengantar bahasa Inggris.
Model kelas bilingual yang berjenjang ini, menurut Lee (2008: 85) disebut sebagai biligual transitional education, siswa tidak langsung diajar menggunakan bahasa Inggris secara penuh tetapi bertahap. Seorang guru bilingual harus memiliki tingkat ketrampilan dua bahasa yang cukup untuk bisa mengajar kelas bilingual.
Seorang guru kelas bilingual harus orang yang bilingual, fasih dalam dua bahasa. Masalahnya apakah guru-guru mata pelajaran mampu menjadi seorang bilingual yang siap mengajar dengan dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Di samping itu tingkat ketrampilan bilingual seperti apa yang dibutuhkan atau yang harus dicapai oleh seorang guru supaya mampu mengajar kelas bilingual. Chin dan Wigglesworth (2007) membedakan dua macam ketrampilan bilingual, yaitu:
1.      Balanced bilingual, yaitu orang yang dapat menguasai dua bahasa secara sempurna dalam konteks yang berbeda-beda.
2.      Dominant bilingual, yaitu orang yang dominan dalam salah satu bahasa.

a.      Pelatihan untuk guru bilingual
Tuntutan pembelajaran matematika untuk memakai bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar telah mendorong sekolah untuk merancang berbagai program pelatihan bahasa Inggris untuk calon guru-guru. Mereka dikirim ke lembaga-lembaga pendidikan formal untuk mengikuti kursus bahasa Inggris selama beberapa bulan. Ada juga sekolah yang mengundang pakar pendidikan bahasa Inggris untuk memberi pelatihan kepada guru-guru di sekolah secara reguler. Yang menjadi pertanyaan ialah apakah para guru yang sudah mendapat pelatihan bahasa Inggris sudah siap dengan tugas yang diamanatkan. Jika mereka belum siap,  pengetahuan atau ketrampilan apa yang harus dimiliki oleh para guru agar mereka benar-benar siap mengajar dengan bahasa Inggris.       
Semua guru yang menjadi sampel menyatakan mereka mempunyai pengetahuan yang sangat baik tentang substansi mata pelajaran matematika. Hal ini bisa dimengerti karena mereka mempunyai keahlian dalam mata pelajaran matematika yang selama ini diampu.
b.      Kelas bilingual
Bahan ajar di kelas bilingual harus disajikan dalam bahasa Inggris. Oleh sebab itu kelas bilingual merupakan salah satu bentuk pengajaran content-based instruction (Dudley-Evans & St John, 1998). Keunggulan kelas bilingual ialah materi pelajaran ditulis dalam bahasa Inggris dan relevan dengan kurikulum atau kebutuhan akademik siswa. Dengan demikian pengajaran menjadi sangat bermakna dan dapat menjadi faktor pendorong motivasi belajar. Guru bilingual mempunyai tiga macam peran dalam menjalankan tugasnya:
1.      Sebagai praktisi
Guru bertugas mendesain dan mengatur proses belajar mengajar matematika, memberi penjelasan masalah-masalah kebahasaan (bahasa Inggris), dan secara terus menerus mengembangkan kemampuan bahasa Inggris siswa.
2.      Sebagai perancang materi
Guru bertugas merencanakan PBM, memilih materi yang cocok dengan silabus, memodifikasi materi supaya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, membuat materi yang baru sama sekali jika materi yang siap pakai tidak ada.
3.      Sebagai evaluator.
Guru bertugas mengevaluasi efektivitas materi pelajaran dan melakukan evaluasi terhadap pemerolehan belajar siswa.
Ketiga peran tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik jika bahasa Inggris merupakan bahasa pertama atau bahasa kedua, dan calon guru tidak mengalami kesulitan dalam menggunakan bahasa Inggris karena mereka adalah penutur asli bahasa Inggris. Masalah yang dihadapi oleh guru bilingual ialah pengetahuan dan ketrampilan menggunakan bahasa Inggris.
Guru bilingual harus mempunyai dua macam pengetahuan kebahasaan, yaitu pengetahuan tentang istilah teknis dalam mata pelajaran tertentu dan pengetahuan tentang tata bahasa Inggris. Ini merupakan kekuatan bagi guru bilingual. Yang perlu harus dikembangkan ialah pengetahuan tentang tata bahasa dan ketrampilan menggunakan bahasa Inggris baik untuk keperluan umum (non-pedagogis) maupun untuk mengajarkan materi pelajaran (ketrampilan pedagogis).
B.     Perubahan apa yang terjadi pada keyakinan calon guru matematika selama perkembangan persiapan guru?
Seorang guru harus mempunyai kompetensi dalam pembelajaran. Baik buruknya kompetensi guru akan mempengaruhi proses belajar mengajar. Sehingga kompetensi guru sangat penting untuk diperhatikan dan ditingkatkan.
Langkah pertama untuk membantu calon guru memperoleh pengetahuan khusus yang diperlukan untuk mengajar ELLs adalah untuk memberikan mereka kesempatan untuk mempertimbangkan konsepsi mereka (atau keyakinan mereka dan pengetahuan) tentang bahasa dan matematika. Pengalaman ini telah membuat keyakinan mengakar dan sikap tentang diri mereka sendiri yang tidak mudah dilepaskan (Ladson-Billings, 1994).
Salah satu strategi dalam pendidikan guru matematika yang telah melihat keberhasilan dalam membantu calon guru mempertimbangkan kembali keyakinan mereka dan ide-ide tentang pengajaran matematika dan belajar adalah penggunaan pola pikir anak-anak. Khususnya jenis kegiatan telah memberikan peluang calon guru untuk membongkar konsep-konsep matematika sementara pada saat yang sama belajar tentang kesalahpahaman siswa dan memahami kebutuhan untuk belajar matematika di tingkat yang lebih konseptual (misalnya melihat Crespo & Nicol, 2006; Philipp, Thanheiser, & Clement, 2002).
Guru matematika mempunyai konten khusus pengetahuan, dalam penjabaran pembelajaran yang ditekankan dalam konsep-kosep matematika:
a.       Penanaman konsep dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari konsep tersebut.
b.      Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep matematika.
c.        Pembinaan ketrampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman konsep dan pemahaman konsep.
Keyakinan pedagogis mempengaruhi perkembangan program kesiapan calon guru. Program persiapan calon guru matematika berfungsi untuk memudahkan calon guru memahami pembelajarn yang akan disampaikan. Dengan mengetahui komptensi dan pembelajaran guru menjadi yakin dengan kapasitasnya.
Program yang dialami oleh calon guru termasuk perkembangan dua metode matematika urutan dan waktu-intensif mengembangkan – penempatan bidang mental, mempengaruhi keyakinan ini. Efek dari program pada kepercayaan calon guru bervariasi dari waktu ke waktu dan berinteraksi dengan cara yang berbeda satu sama lain dan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi mengajar matematika.
Guru matematika yang baik adalah selalu berusaha dengan kompleks, dan tidak ada hal yang mudah untuk membantu semua siswa belajar atau membantu semua guru menjadi efektif. Untuk bisa efektif, guru harus mengetahui dan memahami matematika ketika mereka sedang mengajar dan bisa memberi gambaran/ilustrasi pada pengetahuan dengan fleksibel saat mereka tugas mengajar. Mereka perlu memahami dan merasa terikat dengan para siswa mereka, ketika belajar matematika bersikap manusiawi serta memiliki kemahiran dalam memilih dan menggunakan berbagai keterampilan pendidikan dan strategi penilaian ( Komisi pengawas NasionalMengajar dan masa depan America’s 1996).
Seorang guru memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan suasana belajar-mengajar yang sebaik-baiknya. Guru tidak terbatas hanya sebagai pengajar dalam arti penyampaian pengetahuan, akan tetapi banyak lagi sebutan peranan yang dapat diberikan kepada guru, kalau diibaratkan bermain film guru akan diperankan sebagai sutradara, aktor/aktris, juru potret, dan juru bicara. Oleh sebab itu, peranan guru sangatlah penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif.   

BAB IV
KESIMPULAN
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijelaskan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.      Calon guru yang baik adalah yang mempunyai berbagai kompetensi guru dalam rangka belajar mengajar. Masalah yang dihadapi oleh guru bilingual ialah pengetahuan dan ketrampilan menggunakan bahasa Inggris. Melalui pelatihan guru bahasa bilingual dan penerapkan pembelajaran dalam kelas bilingual untuk belajar matematika, calon guru mampu membantu siswa memahami matematika dengan konsep penggunaan bhasa Inggris yang. Guru matematika harus selalu berusaha dengan kompleks, dan tidak ada hal yang mudah untuk membantu semua siswa belajar atau membantu semua guru menjadi efektif.
2.      Guru bilingual mempunyai tiga macam peran dalam menjalankan tugasnya, yaitu:  
a.       Sebagai praktisi
b.      Sebagai perancang materi
c.       Sebagai evaluator
3.      Keyakinan pedagogis mempengaruhi perkembangan program kesiapan calon guru. Program persiapan calon guru matematika berfungsi untuk memudahkan calon guru memahami pembelajarn yang akan disampaikan. Seorang calon guru harus mnegetahui komptensi yang dimiliki, setelah itu dikembangkan dengan pembelajaran. Dengan mengetahui komptensi dan pembelajaran guru menjadi yakin dengan kapasitasnya. Program yang dialami oleh calon guru termasuk perkembangan dua metode matematika urutan dan waktu-intensif mengembangkan – penempatan bidang mental, mempengaruhi keyakinan ini. Efek dari program pada kepercayaan calon guru bervariasi dari waktu ke waktu dan berinteraksi dengan cara yang berbeda satu sama lain dan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi mengajar matematika.
4.      Guru matematika mempunyai konten khusus pengetahuan, dalam penjabaran pembelajaran yang ditekankan dalam konsep-kosep matematika:
a.       Penanaman konsep dasar
b.      Pemahaman konsep
c.       Pembinaan ketrampilan                                                                                                    
B.     IMPLIKASI
1.      Jika guru memahami peran bahasa Inggris dalam proses belajar mengajar matematika maka calon guru telah berhasil menguasai konseptual pengetahuan dan ketrampilan bahasa Inggris dalam pembelajran matematika secara fektif dan efisien.
2.      Jika keyakinan pedagogis mempengaruhi perkembangan program kesiapan calon guru maka program persiapan calon guru matematika berfungsi untuk memudahkan calon guru memahami pembelajarn yang akan disampaikan.
3.      Jika penelitian menentukan apakah perubahan-perubahan yang terjadi selama periode waktu belajar bertahan maka sebagai calon guru menjadi enculturated di sekolah-sekolah dan mengembangkan lebih lanjut praktik kelas pribadi mereka.

C.    SARAN
1.      Guru mempunyai peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas di bidang pendidikan. Jadi pelatihan bagi calon guru sangat diperlukan untuk menunjang kualitas pendidikan.
2.      Review ini dapat memberi wawasan dan memotivasi para calon guru untuk berkarya lebih banyak lagi dalam mendukung kemajuan perkembangan pendidikan di Indonesia agar berkarya lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA





Tidak ada komentar:

Posting Komentar